Beranda | Artikel
Hadits Tentang Sifat Ketinggian Allah Subhanahu wa Taala
Senin, 11 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Hadits Tentang Sifat Ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 02 Rabiul Awal 1443 H / 08 Oktober 2021 M.

Kajian Hadits Tentang Sifat Ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala

Sebelumnya kita sudah menjelaskan sebagian dalil dari Al-Qur’an bahwa Allah Maha Tinggi. Pada kesempatan kali ini kita akan menyebutkan sebagian dari hadits-hadits Shahih yang menjelaskan sifat ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah itu kita akan menukil sebagian dari perkataan ulama Salaf yang menjadi panutan kita di dalam beragama.

Di antara hadits yang menjelaskan sifat ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَمَّا قَضَى الخَلْقَ، كَتَبَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ: إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala menentukan takdir makhluk, takdir tersebut ditulis di sebuah kitab dan kitab tersebut ada di sisi Allah di atas ‘Arsy: ‘Sesungguhnya rahmatKu mendahului murkaKu’” (HR. Bukhari)

Hadits ini tentunya sesuai dengan ayat yang menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala diatas ‘Arsy, diatas makhlukNya. Menunjukkan kepada kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tinggi.

Sifat Al-‘Uluw merupakan sifat dzatiyah, yaitu yang senantiasa menyertai diri Allah. Sebelum Allah menciptakan ‘Arsy, Allah telah Maha Tingi.

Lihat: Sifat Dzatiyah dan Fi’liyah

Di antara dalil yang menjelaskan ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah perkataan Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy Radhiyallahu ‘Anha. Yaitu bagaimana proses Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahi beliau. Ummul Mukminin Zainab merasa bangga tatkala dimana akad pernikahan tersebut disahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah yang langsung menghalalkan hal itu untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ummul Mukminin Zainab berkata:

زوجُكُنَّ أهْلوكُنَّ وزوَّجَنيَ اللَّهُ من فوقِ سبعِ سماواتٍ

“Kalian dinikahkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam oleh wali-wali kalian, sementara aku dinikahkan langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari atas langit yang tujuh.” (HR. Tirmidzi)

Ini menunjukkan kepada kita bahwa para shahabiyat mengimani, ini merupakan fitrah yang telah terpatri dalam hati mereka bahwa Allah Maha Tinggi. Kemudian datang ayat dan hadits-hadits mempertegas apa yang diyakini oleh fitrah dan akal yang sehat.

Juga di antara hadits yang menjelaskan ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas seluruh makhlukNya, yaitu hadits yang menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ…

“Allah yang pertama, yang terakhir, dzahir dan batin…” (QS. Al-Hadid[57]: 3)

Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan makna dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ

“Ya Allah, Engkau Yang Maha Pertama, tidak ada  suatupun sebelumMu. Dan Engkau Yang Maha Terakhir, tidak ada lagi sesuatu setelahMu. Dan Engkau Yang Maha Dzahir yang tiada suatupun di atasMu…” (HR. Muslim)

Ini yang terus kita sampaikan, bahwa Allah Maha Tinggi. Tidak ada sesuatu yang lebih tinggi dari Allah. Seluruh makhluk berada di bawah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan makhluk yang tertinggi adalah ‘Arsy.

Sehingga kendati seorang hamba berada diwaktu sujud, maka tetap hatinya tertuju ke arah langit, hatinya selalu terkonsentrasi mengarah ke arah yang tinggi. Maka tatkala itu yang diucapkannya: سبحان ربي الاعلى (Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi). Semakin banyak hamba sujud kepada Allah beribadah, maka semakin dekat dia kepada Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Posisi seorang hamba yang paling dekat kepada Allah tatkala dia sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim)

Allah Maha Tinggi, tapi kenapa posisi seorang hamba yang paling dekat adalah pada waktu dia sujud? Karena diwaktu dia sujud dia merendahkan diri, pasrah dan berserah diri, bersimpuh di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sebagai bentuk penghambaan dia kepada Allah, maka posisi itu sangat dicintai oleh Allah, sehingga Allah dekat kepadanya. Bila dia berdoa maka dikabulkan.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50842-hadits-tentang-sifat-ketinggian-allah-subhanahu-wa-taala/